Sebuah penelitian yang dipublikasikan di Archives of Internal Medicine menunjukkan bahwa riwayat keluarga memainkan peran besar terhadap perkembangan tekanan darah tinggi.
Seseorang dengan kedua orang tua pengidap tekanan darah tinggi akan
memiliki resiko terserang penyakit darah tinggi dua kali lebih besar
daripada mereka yang tidak memiliki orang tua dengan darah tinggi atau
hanya salah satu yang memiliki sakit darah tinggi.
Penelitian ini dilakukan oleh peneliti-peneliti dari Universitas John Hopkins yang melibatkan 1000 orang laki-laki selama kurang lebih 54 tahun. Proses penelitian dimulai sejak awal masa remaja dan berlangsung hingga masa hidup partisipan penelitian ini.
Bahkan setelah diperiksa dan disesuaikan dengan tingkat aktivitas, frekuensi merokok, dan berat badan, hasil penelitian tetap menunjukkan bahwa mereka yang memiliki salah satu atau kedua orang tua pengidap darah tinggi lebih beresiko terkena penyakit tekanan darah tinggi.
Hasil penelitian tersebut juga membongkar informasi bahwa kenaikan resiko hipertensi terhadap pria dengan ibu pengidap tekanan darah tinggi adalah 50%. Sedangkan bagi mereka yang memiliki ayah dengan hipertensi, kenaikan resikonya sebesar 80%.
Jika kedua orang tua memiliki riwayat darah tinggi, kenaikan resiko terkena penyakit yang sama adalah sebesar 150%. Meski hasil penelitian ini juga mendukung penelitian dengan topik yang mirip namun riwayat keluarga adalah faktor resiko yang tidak bisa dikontrol.
Hal yang menarik lainnya adalah keterkaitan stres dan melonjaknya tekanan darah. Anda pasti sering mendengar bahwa penderita hipertensi pantang menerima stres sebab akan memperburuk tekanan darahnya dan berpengaruh terhadap kesehatan jantung.
Namun ternyata, hipertensi dan depresi atau stres saling terkait hanya pada orang dengan riwayat keluarga hipertensi. Orang-orang yang tidak memiliki orang tua dengan darah tinggi tidak menunjukkan keterkaitan antara hipertensi dan depresi.
Seorang ahli dari Universitas North Carolina, Karen M. Grewen, Ph.D, menjelaskan bahwa sumber penyebab adanya keterkaitan tersebut adalah kombinasi antara gen, perilaku yang diajarkan, lingkungan, dan faktor sosial di keluarga tersebut.
Hasil penelitian ini kemudian dipublikasikan di sebuah jurnal bernama Psychomatic Medicine. Meskipun fakta menunjukkan bahwa memang benar ada keterkaitan antara riwayat keluarga pengidap penyakit darah tinggi dengan tingginya resiko keturunannya memiliki darah tinggi namun riwayat keluarga adalah sesuatu yang tak bisa dikontrol.
Dan tak perlu panik jika mengetahui bahwa orang tua atau salah satu keluarga besar mengidap hipertensi. Anda mungkin tidak bisa mengontrol gen tetapi Anda bisa mengontrol aktivitas Anda untuk menjaga tekanan darah. Cara terbaik untuk melindungi diri Anda dari penyakit tekanan darah tinggi adalah tidak merokok, berolahraga, dan menjaga berat badan.
Penelitian ini dilakukan oleh peneliti-peneliti dari Universitas John Hopkins yang melibatkan 1000 orang laki-laki selama kurang lebih 54 tahun. Proses penelitian dimulai sejak awal masa remaja dan berlangsung hingga masa hidup partisipan penelitian ini.
Bahkan setelah diperiksa dan disesuaikan dengan tingkat aktivitas, frekuensi merokok, dan berat badan, hasil penelitian tetap menunjukkan bahwa mereka yang memiliki salah satu atau kedua orang tua pengidap darah tinggi lebih beresiko terkena penyakit tekanan darah tinggi.
Hasil penelitian tersebut juga membongkar informasi bahwa kenaikan resiko hipertensi terhadap pria dengan ibu pengidap tekanan darah tinggi adalah 50%. Sedangkan bagi mereka yang memiliki ayah dengan hipertensi, kenaikan resikonya sebesar 80%.
Jika kedua orang tua memiliki riwayat darah tinggi, kenaikan resiko terkena penyakit yang sama adalah sebesar 150%. Meski hasil penelitian ini juga mendukung penelitian dengan topik yang mirip namun riwayat keluarga adalah faktor resiko yang tidak bisa dikontrol.
Hal yang menarik lainnya adalah keterkaitan stres dan melonjaknya tekanan darah. Anda pasti sering mendengar bahwa penderita hipertensi pantang menerima stres sebab akan memperburuk tekanan darahnya dan berpengaruh terhadap kesehatan jantung.
Namun ternyata, hipertensi dan depresi atau stres saling terkait hanya pada orang dengan riwayat keluarga hipertensi. Orang-orang yang tidak memiliki orang tua dengan darah tinggi tidak menunjukkan keterkaitan antara hipertensi dan depresi.
Seorang ahli dari Universitas North Carolina, Karen M. Grewen, Ph.D, menjelaskan bahwa sumber penyebab adanya keterkaitan tersebut adalah kombinasi antara gen, perilaku yang diajarkan, lingkungan, dan faktor sosial di keluarga tersebut.
Hasil penelitian ini kemudian dipublikasikan di sebuah jurnal bernama Psychomatic Medicine. Meskipun fakta menunjukkan bahwa memang benar ada keterkaitan antara riwayat keluarga pengidap penyakit darah tinggi dengan tingginya resiko keturunannya memiliki darah tinggi namun riwayat keluarga adalah sesuatu yang tak bisa dikontrol.
Dan tak perlu panik jika mengetahui bahwa orang tua atau salah satu keluarga besar mengidap hipertensi. Anda mungkin tidak bisa mengontrol gen tetapi Anda bisa mengontrol aktivitas Anda untuk menjaga tekanan darah. Cara terbaik untuk melindungi diri Anda dari penyakit tekanan darah tinggi adalah tidak merokok, berolahraga, dan menjaga berat badan.
Baca informasi lengkapnya di: http://www.deherba.com/riwayat-keluarga-dan-hipertensi.html#ixzz2cU6D5Cn9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar