Sabtu, 24 Agustus 2013

Bayi Lebih Suka Ayah Chubby daripada Berotot



Tidak hanya di hadapan pasangan, para pria yang sudah berkeluarga tentu ingin menjaga penampilan agar terlihat menarik di depan anak-anaknya. Bahkan sebuah studi baru menemukan, bayi sudah bisa memilih tipe ayah seperti apa yang mereka suka.

Apakah yang berotot atau yang gemuk dan pipinya tembem? Ternyata bayi justru memilih ayah yang gemuk dan berpipi tembem karena lebih enak dipeluk ketimbang ayah yang berotot.
Awalnya tim peneliti dari Sheffield University dan Exeter University memperlihatkan beberapa pasang gambar pria yang hanya mengenakan celana dalamnya kepada selusin bayi. Yang satu adalah seorang model berotot, sedangkan satunya lagi adalah salah satu rekan peneliti yang penampakannya tidak semenarik pria pertama.

Bayi laki-laki dan perempuan yang rata-rata berusia di bawah satu tahun ini duduk di pangkuan ibu mereka sambil gerakan mata mereka direkam.

Dari analisis footage tersebut diketahui bahwa bayi yang berusia sembilan bulan jelas memperlihatkan preferensi terhadap gambar pria gemuk. Sedangkan untuk anak yang usianya di bawah sembilan bulan, tidak diketahui adanya preferensi khusus, kendati anak berusia enam bulan sebenarnya sudah bisa membedakan berbagai bentuk tubuh orang dewasa.

Menurut peneliti, temuan ini menunjukkan bahwa bayi mempelajari bentuk tubuh tertentu yang mereka sukai berdasarkan pengalamannya sendiri, bukannya sense bawaan yang mendorong mereka untuk tertarik pada bentuk tubuh tertentu. Di dunia nyata juga terbukti bahwa bayi-bayi lebih memilih pria yang enak dipeluk ketimbang yang berotot.

"Bisa jadi ini karena dua-pertiga pria kelebihan berat badan dan obesitas, sehingga bayi-bayi ini jauh lebih familiar dengan pria-pria berlemak perut daripada yang punya perut six packs," kata Dr. Michelle Heron-Delaney, dari Sheffield University seperti dilansir laman Daily Mail, Kamis (22/8).

"Akibatnya mereka jadi lebih sering berhadapan dengan orang-orang yang tubuhnya tidak atraktif, sedangkan paparan pada individu yang atraktif atau atletis terbatas, sehingga preferensi mereka condong terhadap pria-pria bertubuh kurang atraktif. Bahkan bisa jadi sebagian besar bayi yang terlibat dalam studi ini memiliki orangtua yang kelebihan berat badan atau mempunyai tubuh yang kurang atraktif," kata Dr. Michelle lebih lanjut.

Dugaan lainnya dikemukakan oleh Dr Alan Slater dari Exeter University. "Tubuh pria-pria gemuk terlihat lebih feminim sehingga lebih familiar bagi bayi karena mereka menghabiskan banyak waktu mereka bersama ibunya," katanya.

Namun peneliti memperingatkan apapun alasannya, paparan berlebihan dari orang-orang yang kelebihan berat badan dapat mendorong anak melihat hal itu sebagai sebuah norma, sehingga dapat berkontribusi terhadap epidemi obesitas. (net)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar